Belakang Padang, (Kamis, 10 Oktober 2024) – Direktur Intelijen Keimigrasian, Bapak Anom Wibowo, memberikan pengarahan kepada para petugas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Belakang Padang yang bertugas di perbatasan dengan Singapura. Dalam pengarahan tersebut, beliau menekankan pentingnya memperkuat pengawasan keimigrasian di wilayah perbatasan, yang merupakan gerbang utama lalu lintas antarnegara.
Dalam arahannya beliau menekankan pentingnya penguatan pengawasan keimigrasian di wilayah perbatasan yang menjadi gerbang utama keluar-masuknya orang dan barang antarnegara, “tantangan perbatasan adalah garda terdepan kita dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara. Potensi ancaman di sini, baik dalam bentuk penyelundupan, perdagangan manusia, hingga infiltrasi teroris, harus menjadi fokus utama kalian,” tegasnya.
"Tantangan di perbatasan adalah ujung tombak kita dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Potensi ancaman, seperti penyelundupan, perdagangan manusia, hingga infiltrasi teroris, harus menjadi perhatian utama kalian," tegas beliau.
Beliau juga meminta agar para petugas lebih waspada dalam mengamati tren dan pola pergerakan lintas batas yang tidak lazim. "Kalian harus lebih cermat dalam menganalisis setiap data yang diterima. Manfaatkan informasi intelijen untuk mendeteksi ancaman sejak dini," tambahnya.
Direktur Intelijen juga meminta seluruh petugas untuk lebih waspada dalam memantau tren dan pola pergerakan lintas batas yang tidak biasa. "Kalian harus lebih cerdas dalam menganalisis setiap data yang masuk, gunakan setiap informasi intelijen untuk mendeteksi ancaman sejak dini," tambahnya.
Selain itu beliau juga berpesan agar seluruh jajaran Imigrasi dapat menerapkan 4 poin penting dalam bekerja yaitu : Prestasi, Disiplin, Loyalitas dan Tidak Tercela.
“ Saya sangat yakin jika Bapak/Ibu semua menjalankan 4 hal tersebut maka pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai insan Imigrasi akan dapat berjalan dengan baik”, ujarnya.
Pada aspek pelayanan, Direktur Intelijen juga mengingatkan jajaran Kantor Imigrasi di perbatasan untuk tetap menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme dalam melayani masyarakat. "Di tengah tugas berat mengamankan perbatasan, kalian juga harus memastikan bahwa pelayanan kepada masyarakat, baik WNI maupun WNA, tetap cepat, tepat, dan sesuai aturan," jelas beliau.
Melalui pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang telah di gagas oleh KemenPAN-RB, saya melihat bahwa Kanim Belakang Padang telah memiliki Sarpras yang baik, namun perlu juga didukung oleh penilaian yang lain seperti pemenuhan data dukung, pesannya.
Mengakhiri arahannya, Direktur Intelijen memberikan apresiasi kepada para petugas di perbatasan yang telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam melaksanakan tugasnya, meskipun di tengah kondisi geografis yang sulit dan menantang. Namun, beliau juga mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan semakin berat, dengan peningkatan potensi ancaman lintas negara di kawasan perbatasan. Oleh karena itu, beliau meminta seluruh jajaran untuk terus meningkatkan kewaspadaan, kapasitas diri, dan kerja sama lintas instansi.
Sementara Kakanwil I Nyoman Gede Surya Mataram mengharapkan dengan pengarahan oleh DirIntelKim seluruh jajaran Kanim Belakang Padang akan lebih memahami tentang pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai petugas imigrasi, ” kalian adalah benteng pertahanan negara di perbatasan tetaplah siaga, profesional, dan pantang menyerah dalam menjaga integritas wilayah kita," pinta Kakanwil.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Badan Strategi Tata Kelola Hukum dan HAM Syarifudin mengingatkan kembali bahwa dalam upaya meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi, setiap Satuan Kerja harus punya komitmen dalam melaksanakan pelayanan publik prima kepada masyarakat.
“ Pembangunan zona integritas tidak selalu di ukur dengan pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan yang baik, namun diperlukan pula sikap dan prilaku yang menunjukkan integritas dan budaya kerja yang tinggi bagi setiap individu petugas, karena dengan hal tersebut niscaya predikat itu akan mampu kita raih dengan sendirinya”, ujar Syarifuddin.
Usai pengarahan, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Pulau Nirup yang diperuntukkan sebagai destinasi pariwisata internasional.
